Pagi tadi matahari sempat menghangatkan tubuhku melalui
cela2 jendela. Membangunkanku dengan dekapan hangat, aku pikir itu kamu rasanya
sangat nyaman. Entah dalam hitungan ke berapa tak ada lagi cahaya, redup,
dingin seakan menjadi kawan di pagi ini. Akhhh mendung... aku ingin metari pagi
agar dapat mengingatmu. Rindu, mungkin ini caraku merindumu.
Jika saja aku dapat melumpuhkan jarak,maka rindu pun tak
akan berarti. Perkara merindu sering terasa sulit, seperti pagi yang tak
tersinar mentari. Dan kali ini hujan, maka rindu berhenti disini. Ahh aku
seperti terlalu dalam dalm merindumu, tapi tidak kah kau senang syang??
Jarak jarak jarak jarak. Rindu rindu rindu, kamu kamu dan kamu.
aku ulangi kata2 itu hingaa tak berarti. Pagi yang amat getir, Semoga saja
merindumu tak sepahit meminum kopi arabika atau robusta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar