Liku Kehidupan

Liku Kehidupan
''Setiap cerita selalu punya akhir, tetapi dalam kehidupan semua akhir hanyalah awal yang baru"

Jumat, 05 Desember 2014

Perihal Kekecewaan

Seorang wanita muda tersenyum memamerkan sederet gigi kawatnya, wajahnya manis dengan balutan busana dan jilbab yg menghiasi wajahnya “siapa wanita dalam foto itu?” Seharusnya perkataan itu aku ucapkan padamu, tapi entah mengapa pertanyaan  itu selalu dihadang tembok besar dan mulutku terbebebani ribuan kilogram saat akan mengucapkannya. Ahh aku tersedak dengan kalimatku sendiri terus dan tetap tertahan. Sampai kapan?- entahlah. Pergumulanku dengan penuh tanda tanya dalam mimpi yang pada akhirnya membangunkanku dalam kehidupan nyata.

Diluar tak ada cahaya mentari, gelap, dingin dan sesekali terasa mencekam. Ahh sepertinya hanya aku sj yang merasakannya, terhantui oleh perasaan gelisah dan tanda tanya..  

Siapa dia??
---------
Kekasihnya!!!

Kau tau rasanya kecewa? Rasanya seperti menikmati ampas kopi yang telah mengering. Atau segumpal nasi di tempat sampah. Sesuatu yang harusnya terbuang tapi tetap kau coba nikmati. Mungkin seperti itu rasanya menelan kekecewaan secara bulat-bulat. Lantas siapa aku di matamu? Yahh seorang gadis yang penuh dengan kebodohan.

Sudahlah tak perlu kau tahu perihal tentang kekasihmu itu , kau hanya perlu tahu aku  kecewa. Aku berterima kasih pada tuhan telah membangunkanku dalam mimpi buruk. Namun aku tetap berharap pada tuhan bahwa ini hanya mimpi buruk dan aku akan terbangun dengan kebahagiaan yang sesungguhnya.

Untuk Kamu



Selamat malam, selamat pagi, selamat siang dan selamat sore teruntuk kamu yang mungkin saat ini tengah sibuk hingga tak ada waktu bagi kita untuk bercanda atau hanya sekedar menyapa... Aku tak tau harus kemana lagi bercerita saat tak ada orang yang mau mendengar apa itu kata cinta yang kusam.

Bagiku cinta yang kusam adalah saat kita merasakan cinta itu sendiri. Bagaimana dengan hati? Entahlah aku tak tahu yang pasti hingga saat ini masih kamu masih nomor satu  menempati hati dan pikiranku. Egoiss jika itu hanya kamu yang mengambil alih semua perhatianku, tapi aku senang karna itu yang kamu mau.

Untuk rasa yang telah aku punya, saat aku tengah merindukanmu, aku hanya tenggelam pada penyesalan mungkin aku dari sekian ratusan bahkan ribuan manusia yang mengalami hal ini, merindukanmu dalam kesendirian, kau tahu aku menyesal.
Harusnya aku tak ingin menyesali ini, tapi entah dari mana penyesalan itu selalu datang tiba-tiba. harusnya aku meminta maaf kepadamu, tapi entah mengapa kata maaf itu selalu dihadang ketakutanku.

Aku hanya tak tahu bagaimana harus menyampaikan rindu ini padamu, sementara kemelut antara kita berdua belum juga reda. Ahhh... aku rindu masa itu, bercanda, tertawa, marah bahkan kadang-kadang kosong.

Ah, aku rindu kamu. Aku rindu kita.

Aku rindu kamu. Sepekat ampas kopi yang mengendap di dasar gelas-gelas kopi. Setebal ingatan yang mengukung kepala. Sebanyak debar yang menggema di dalam dada.

Aku rindu kamu. Sesederhana itu.

Senin, 01 Desember 2014

Hujan dan Kerinduan



Pagi tadi matahari sempat menghangatkan tubuhku melalui cela2 jendela. Membangunkanku dengan dekapan hangat, aku pikir itu kamu rasanya sangat nyaman. Entah dalam hitungan ke berapa tak ada lagi cahaya, redup, dingin seakan menjadi kawan di pagi ini. Akhhh mendung... aku ingin metari pagi agar dapat mengingatmu. Rindu, mungkin ini caraku merindumu.

Jika saja aku dapat melumpuhkan jarak,maka rindu pun tak akan berarti. Perkara merindu sering terasa sulit, seperti pagi yang tak tersinar mentari. Dan kali ini hujan, maka rindu berhenti disini. Ahh aku seperti terlalu dalam dalm merindumu, tapi tidak kah kau senang syang?? 

Jarak jarak jarak jarak. Rindu rindu rindu, kamu kamu dan kamu. aku ulangi kata2 itu hingaa tak berarti. Pagi yang amat getir, Semoga saja merindumu tak sepahit meminum kopi arabika atau robusta.

MULUT MERCON, katamu

"Maaf ya, kalau nanti aku gak bisa ngomong banyak sama kamu. Semalam suaraku pergi. Dan hingga malam ini, dia belum juga kembali. Semoga hanya sebentar pergi. Agar lusa aku bisa cerewet lagi..."

Kepada kamu, kata-kata ini ingin aku ucapkan. Sebenarnya, aku tak mempermasalahkan penilaianmu yang satu itu. Justru menjadi lucu, ketika suatu saat dalam perbincangan kita, kau tiba-tiba meledek ku, "cerewet banget sih,dasar mulut mercon". aku terdiam, befikir, lantas mengulangi kata itu dengan seulas senyum yang tak pernah kau lihat "mulut mercon??"lucu.

Aku menyukai caramu memperlakukanku. Menjadi seseorang yang begitu setia mendengar setiap kisah. Tersenyum dan tertawa ketika terselip hal lucu, alismu pasti bertautan ketika sampai pada ucapanku yang membingungkan dan tak jarangkau menertawaiku. Menurutku dirimu adalah pendengar yang baik ketika hidupterlalu sering menawarkan pengabaian dan kesepian.

Tak jarang kau juga mengabaikanku ketika tatapanmu tertuju pada layar kaca,dan sangat sering pula kau memarahiku jika aku melakukan sesuatu yang tak kausuka.

Tapi aku menyukai caramu setelah itu. Dengan banyak kata, kau kembali memarahiku mengatakan aku adalah wanita yang tidak peka dan  selalu membuatmu marah. aku mencoba menata hati tak pernah ingn membuatmu marah namun tetap saja jarak akan selalu membuat kita berada dalam masalah. iya, semua masalahan ada dapa jarak. kau tak pernah tahu ekspersiku saat itu dan begitu juga aku. biarlah setidaknya kau tak akan melihat bulir air mata yang aku tahan disitu, dan memang tak perlu kau tahu. cukup aku yang merasakan.


Ada beberapa hal yang dapat aku pelajari selama ini darimu, tentang  bagaimana seharusya aku memperlakukan diriku kepadamu, tentang bagaiman seharusnya aku menjaga kesabaran dan tentang bagaimana seharusnya aku tak se-cerewet ini padamu. Dengan suara lirih aku  berkata, "Jangan cemas, ini hanya permainan waktu".

Aku menyukaimu sejak itu.

Aku tak pernah berlebihan memaknai hadirmu. Yang kutahu, aku selalu mencintaimu dalam setiap ketidak tahuanmu.


Senin, 25 Agustus 2014

Dear Ara

Dear Ara
Aku mengenalmu sebagai sosok wanita yang  kuat, entah selalu saja aku terkagun dengan pesonamu. Di benak ku,  adalah bagaimana ibu mendidikmu.  Kala itu temaram sinar bulan melingkupi semesta, kita berbincang di beranda rumahmu bercanda dan bergurau. Bahkan kau sempat meledek dosen yang menurutmu tak pantas untuk kau takuti. “bagaimana tidak kepalanya yang plontos dan badannya yang  kekar membuat kami semua ketakutan, namun setelah ia menggunakan kaca mata dan memulai kuliah. masya Allah sungguh, kami harus menahan tawa hingga kuliah berakhir, suaranya tak sebesar badannya dan juga kaca mata itu tak pantas menggantung diwajahnya yang keras dan kaku”. Keras suara tawamu memecah heningnya malam ini. senyum itu aku mengartikan sebagai kegembiraanmu melupakan segala beban yang benar aku paham menghantui pikirannmu belakangan ini.

Ara
Pesan yang kau kirim melalui ponselmu sungguh mengejutkanku, entah aku tak dapat berfikir apa yang akan terjadi padamu jika aku tak segera menemuimu. Kau memeluk lututmu dan terus terisak, sesekali kau mendaratkan pukulan pada kakimu. Aku tak taham melihatnya. Ku rengkuh kau dalam pelukanku dan menenangkanmu “ceritakan apa yang membuatmu seperti ini?”.  kau dilukai lagi dan kembali lagi dengan perkara yag sama. Jika aku melihat  orang itu tiada kata maaf karna ia melukaimu. Dengan tak  berdosa ia menghianatimu, menduakanmu dengan wanita lain. Pertama kali Sungguh aku tahu kau marah besar, namun melihat orang yang kau sayangi memelas meminta maaf hatimu yang berwana merah muda luruh, kau tak kuasa untuk memaafkan dan memberinya kesempatan kedua. Namun dikesempatan kedua ia mengulanginya lagi dengan orang yang sama dan ia tak menginggat kesempatan yang telah kau berikan. Setan apa yang merasuk ke jiwanya. Lelaki macam apa yang bisa melukai wanita yang mencintainya.

Ara
Sebenarnya Jika aku mampu, aku ingin mengungkapkan kalau aku ingin menjadi pengganti dan menemani hatimu yang kelabu. Aku tahu kau begitu lelah dengan segala sandiwara kekasihmu itu. Tapi aku hanya seorang pengecut yang tak mampu menyampaikan isi hatiku kepada wanita yang selama ini aku sanjung. Aku hanya takut kau akan menghindar dariku.

Ara
Maka biarlah semua ini aku tanggung apa adanya. Mencintaimu dalm hati itu lebih baik dari pada harus kehilanganmu.  Bukan hanya raga mu namun hatimu pun tak dapat aku miliki.  Aku tak pernah siap untuk kehilanganmu. Walau harus berlai menangkap cahaya di lagit jingga, tak seberat denganku harus memendam perasaan ini.

Ara
Kau merasa tak adil? Kau tahu bagaimna rasanya mennemani kesendirian seseorang namun kau bukan pilihan terbaik baginya?
Aku sudah merasakan dan  mengalami

Maaf atas segala jiwaku yang luruh di hatimu
Cintaku padamu sebesar dosa yang harus aku tanggung.

Aku mencintamu,,

Dari seorang perempuan yang kau sebut sahabat
keisha...





Minggu, 24 Agustus 2014

ini tentang kamu

Aku memenggilnya dengan panggilan "bay" dia lelaki ku. Kisahini aku mulia dari perkenalan yang tanpa sadar dari seorang teman yang kami anggap "kepo" namanya sry. Di awal perkenalan bay sedikit minder bahkan sering mendapat cemohan dari wanita-wanita, dia yang seorang mualaf ditambah lagi penyakit yang ia derita menambah kuota keminderannya walaupun bay sosok yang tampan menurtku. Sedikit banyak aq tau kisah cintanya, bahkan kisah cinta terakhirnya serupa denganku. Perlahan aku mulai memahami karakternya,lelaki tunggal yang begitu dimanja oleh ibunya. Jangankan bercanda membentakpun dia akan tersinggung -anak manja. Perkenalan yang cukup bagiku sebagai teman, saat ketika bay memintaku untuk mengenalkan dan mencarikan pacar.Kenalan-gagal-kenalan-gagal. Hingga sahabatku wanita terakhir yang aku kenalkan untuknya pun gagal. Entahlah wanita seperti apa yang bay idamkan.

Pada perkenalan terakhir itu pula aku berkenalan dengan kia. Seorang sepupu yang kala itu datang mengunjungi bay setelah sekian lama bay tak pulang ke jakarta.Banyak cerita menarik yang aku dapat dari kia seputar bay. "aa"(panggilan kia untuk bay) orangnya baik, dan aa juga sedrhana walaupun aa menurut aku dari keluarga berada, terkadang aa juga kelewatan kalo merendah yah mungkin itu cara dia untuk ngedapetin cewe yang bener2 tulus sayang ama diabukan dari materi atau yang lain". Yah itu pula yang aq tau dr perkenalan secara individu dengan bay tak jauh berbeda dengan apa yang di ucapkan kia. Bay selalu mengatakan bahwa ia bukan orang bermateri dan hanya bekerja sebagai OB.Hahh benar saja mana ada OB memiliki tampang seperti itu apa lagi manja. Dan sungguh mengejutkanku ketika kia mengangggap aku adalah pacar bay. Bagaimana tidak bay seorang yang pendiam di keluarganya mengenalkanku pada wanita yang tidak lain sepupunya. Seberanya tak masalah toh memang hanya berteman. "aagk pernah kenalin cewe yang bukan pacarnya, dan gak mungkin kamu gak ada hubungan dengan aa, kamu pasti pacar aa ya?". Sekali lagi tak bisa menebakapa yang ada di hati dan pikiran bay.

Anehnya bay terus menghubungiku seakan tak habis  cara untuk memintaku mencarikan pasangan. Entah mengapa aku yang terkena boomerang dari perjodohanitu. Bay mengungkapkan isi hatinya dengan sedikit marah dan terisak. “kenapa aqharus sayang dengan orang yang udah punya pacar, kenapa aq harus sayang dengankamu hah?” ---- “kamu jangan diem aja jawab dong”bentaknya.
“kenapa kamu marah? Aku gak pernah minta kamu untuk sayang sama aku, bahkankamu pun tau kalo aku punya pacar”, “tapi aku sayang kamu ”. Kali ini suaranya mengecil seakan menahan amarah dan isak tangisnya. “aku sayang kamu, aku sayangkamu, aku sayang kamu” terus ia mengulangi kata-kata itu hingga aku tersadar dengan kejadian yang sedang aku alami. Tak ada jawaban yang aku berikn padanya.Aku harus berfikir dengan baik ada apa sebenarnya ini, apa yang terjadi denganku dengan bay, kami berdua.

Kata-kata itu menghantui pikiranku, terus ia coba meyakinkan kalau ia tulus.Lantas bagaimna dengan kekasihku? Apa aku harus menduakannya? atau meninggalkannya?. Tidak!! Aku harus tenangkan pikiran dan jangan gegabah.
Bay terus mencoba tanpa henti, semntara kekasihku selalu membuat hubungan kami semakin rumit dan tanpa henti kami berkelahi dengan alasan yang tak jelas.Dan benar saja pagi-pagi buta bay membangunkanku dan mencoba meyakinkanku kembali.“baik kita pacaran” ini keputusanku.

baru saja memadu kasih goncangan datang menghantamku. Seorang wanita yang sama sekali tidak ku kenal menelpon dan memakiku. Ia melarangku untuk mendekati bay, karna menurtnya bay adalah miliknya dan aku telah merebutnya. Entah apa ini, apakah sebenarnya bay telah memiliki kekasih dan membohongiku? Atau ini hanya permainan wanita itu?. Benar saja semua ini hanya ulah wanita itu yang sengaja merusak hubunganku dan bay. Lucu ketika wanita itu terus menerorku dengan telpon dan sms yang memuakkan. terus terjadi lagi dan lagi, begitu banyak wanita wanita yang merusak hubungan ini. bahkan tak jaran dari mereka mengatakan aku selingkuh. Yah aku harus kuat menahan cobaan ini, bagaimana tidak bay seorang yang rupawan,dan digemari banyak wanita apalagi dengan pekerjaan dan materi yang ia miliki. Tapi menurutku ia tetaplah OB manja.

Entah berapakali kami harus mengakhiri hubungan. Kami saling mencintai dan itu benar, hanya saja keputusan itu berakhir saat ini. Tidak, Kami tidak berpisah. Untuk sementara waktu aku harus merelakan ia sendiri dan tidak mengganggunya. Kanker telah mengerogoti tubuhnya dan disisi lain ia harus mencari transplantasi ginjal. Dokter memvonisnya tdk dapat bertahan lama, dan aku tak dapat berbuat banyak. Tuhan.. Baru saja kemaren engkau mengijinkan kami tertawa bersama kembali lagi kau menghadirkan cobaan yang tak kunjung henti kepada orang yang kusayang. Rabb dengan kuasamu sembuhkan ia dari penyakitnya, kesembuhan dariMU yang tiada kambuh lagi.

Rabu, 12 Februari 2014

Selamat Datang Cinta

Selamat Datang Cinta,,


Haruskah kalimat itu aku kabarkan pada Dunia?? Haruskah aku menyerah pada  rasa itu??. Setelah pertahananku selama ini, setelah rasa kukuh untuk menjaga kuat hati dan cinta.
seorang laki-laki datang atas nama cinta, mengubah dunia dalam detak yang berbeda. Detik mencurah hati saat hati bertemu hati. sedikit tanya menyentak rasa, akankah ini sesaat atau sebuah pilihan untuk menetap. tak ingin lara datang menyapa, kala setapak masih coba di pahami sebagai jejak.

CINTA begitu mereka bilang.